Bantahan Terhadap Pemikiran Murji`ah

Written by Abu Namira Hasna Al-Jauziyah on Rabu, 30 Maret 2011 at 22.23

Hits:

Ustadz Abu Isma'il Muslim al-Atsari
Sesungguhnya kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat, itu semua tergantung pd keimanannya yg benar. Dengan iman yg benar, seorang hamba akan hidup bahagia, & ia selamat dari berbagai keburukan & kesusahan di dunia & di akhirat. Dengan iman, seorang hamba meraih pahala & masuk surga yg luasnya seluas langit & bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kesenangan yg tdk pernah dilihat mata, tdk pernah didengar oleh telinga, & tdk pernah terlintas pd hati manusia. Demikian juga, dg iman seorang hamba akan selamat dari neraka, dg berbagai siksanya yg tiada tara. Maka menjadi keharusan, jika pengetahuan tentang iman yg benar merupakan ilmu yg sangat penting & pantas utk diperhatikan.

MAKNA IMAN MENURUT AHLUS-SUNNAH

Secara bahasa, iman ada yg mengartikan dg tashd&îq (membenarkan), tuma`n&înah (ketentraman), & iqrar (pengakuan). Dan makna poin ketiga inilah yg paling tepat.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: &“Telah diketahui bahwasanya iman adalah iqrar (pengakuan), tdk semata-mata tashd&îq (membenarkan). Dan iqrar (pengakuan) memuat perkataan hati, yaitu tashd&îq (membenarkan), & perbuatan hati, yaitu inqiyad (ketundukan hati)&”.
Dengan demikian, iman adalah iqrar (pengakuan) hati yg mencakup dua hal. Pertama, keyakinan hati, yaitu membenarkan terhadap berita. Kedua, perkataan hati, yaitu ketundukan terhadap perintah. Sehingga maknanya, yaitu keyakinan yg disertai dg kecintaan & ketundukan terhadap segala yg dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu &‘alaihi wa sallam dari Allah Ta&’ala.
Adapun menurut syara&’ (agama), iman yg sempurna mencakup qaul (perkataan) & &'amal (perbuatan). Syaikul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: &“Di antara prinsip Ahlus-Sunnah wal- Jama&’ah, bahwasanya ad-d&în (agama) & al-iman, adalah perkataan & perbuatan; perkataan hati & lisan, perbuatan hati, lisan & anggota badan&”.
Dari perkataan Syaikhul-Islam di atas, nampak bahwa iman menurut Ahlus-Sunnah wal Jama&’ah mencakup lima perkara, yaitu perkataan hati, perkataan lisan, perbuatan hati, perbuatan lisan, & perbuatan anggota badan. Banyak dalil yg menunjukkan masuknya lima perkara di atas ke dalam istilah iman.

IMAN MENURUT PENDAPAT MURJI`AH


Murji&'ah adalah sebuah firqah yg memiliki pemahaman irja`. Maksud irja` ini memiliki dua makna.
Pertama. Mengakhirkan. Yaitu mereka mengakhirkan amal dari iman. Dalam arti, bahwa menurut mereka, amal tdk termasuk bagian dari iman. Pendapat ini merupakan kesesatan karena menyelisihi &'aqidah Ahlus-Sunnah.
Kedua. Memberikan raja&' (harapan). Mereka mengatakan, dg adanya iman maka maksiat tdk membahayakan. Sebagaimana juga ketaatan itu tdk bermanfaat dg adanya kekufuran. Anggapan ini juga merupakan kesesatan, karena mereka memandang remeh terhadap nash-nash ancaman yg terdapat dalam Al-Kitab & as-Sunnah.
Para salafush-shalih telah menyatakan kesesatan firqah Murji`ah ini. Az-Zuhri rahimahullah berkata; &'&'Tidaklah muncul bid&'ah di dalam Islam yg lebih berbahaya terhadap pemeluk (agama Islam) dari irja`&'&'.
Ada beberapa firqah Murji`ah, namun secara umum terbagi dalam tiga golongan.
Pertama. Golongan yg mengatakan bahwa iman hanyalah apa yg ada di dalam hati saja. Sebagaimana Asy&'ariyah menyatakan iman adalah keyakinan & amalan hati. Begitu pula Jahmiyah menyatakan iman hanyalah keyakinan hati saja.
Kedua. Golongan yg mengatakan, iman hanyalah perkataan lisan saja. Mereka ini dikenal sebagai golongan Karamiyyah.
Ketiga. Golongan yg mengatakan, iman adalah keyakinan hati & perkataan lisan. Mereka ini Murji`ah dari kalangan fuqah&â (para ahli fiqih).
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menegaskan dalam Majm&û&' Fat&âwa: Murji`ah itu ada tiga golongan.
Pendapat Pertama, orang-orang yg mengatakan bahwa iman hanyalah apa yg ada di dalam hati saja. Kemudian di antara mereka ini, ada yg memasukkan amal-amal hati di dalam iman. Mereka ini merupakan mayoritas golongan Murji`ah. Sebagaimana Abul-Hasan al-Asy&'ari telah menyebutkan perkataan-perkataan mereka di dalam kitabnya. Banyak golongan yg beliau paparkan. Tetapi kami akan menyebutkan pokok-pokok pendapat mereka. Di antara mereka ada yg tdk memasukkan amal hati ke dalam iman, seperti Jahm & pengikutnya, as-Shalihi. Inilah yg dia bela & diikuti oleh mayoritas pengikutnya.
Pendapat Kedua, orang yg menyatakan bahwa iman adalah perkataan lisan saja. Pendapat ini tdk dikenal oleh seorang pun sebelum kemunculan firqah al-Karr&âmiyyah.
Pendapat Ketiga, bahwasanya iman adalah keyakinan hati & perkataan lisan. Inilah yg terkenal dari ahli fiqih & ahli ibadah dari golongan Murji`ah.
Tiga golongan ini sepakat menyatakan bahwa amal anggota badan tdk termasuk bagian iman. Pendapat ini tentu merupakan penyimpangan & kesesatan, walaupun kadarnya berbeda-beda. Karena ijma&' (kesepakatan) Salaf menetapkan bahwa amal anggota badan termasuk iman, bahkan hal ini ditunjukkan oleh Al-Kitab & as-Sunnah.

BANTAHAN TERHADAP PENDAPAT MURJI`AH

Bantahan-bantahan berikut dikupas secara ringkas, & diarahkan terhadap pengertian iman menurut Murji&'ah sebagaimana telah diungkapkan di atas.
.Golongan yg mengatakan iman hanyalah apa yg ada di dalam hati saja, berupa keyakinan & amalan hati, seperti pendapat Asy&'ariyah.
Bantahan.
Menurut pendapat mereka ini, bahwa orang yg meyakini berita yg disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu &‘alaihi wa sallam dari Allah Ta&'ala, baik berupa Al-Qur&'an maupun As-Sunnah, & hatinya tunduk, maka dia telah beriman, walaupun tdk mengikrarkan syah&âdatain & walaupun dia sama sekali tdk melakukan amalan lahiriyah. Maka pendapat ini bertentangan dg ijma&' yg mewajibkan mengikrarkan syahadatain. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: &'&'Jika seseorang tdk mengucapkan dua syahadat, padahal dia mampu, maka dia kafir dg kesepakatan kaum Muslimin&'&'.
Demikian juga bertentangan dg hadits Nabi Shallallahu &‘alaihi wa sallam yg menunjukkan hubungan amal hati dg amalan anggota badan.
&“Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati&”
Tentang hadits ini, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: &'&'Jika hati itu baik dg apa yg ada di dalamnya, yaitu berupa keimanan, secara ilmu & amal yg berkaitan dg hati, pasti mengharuskan kebaikan tubuh dg perkataan yg nampak & beramal dg keimanan yg sempurna&'&'.
Beliau juga menyatakan: &'&'Adalah suatu kemustahilan, seseorang beriman dg keimanan yg kokoh di dalam hatinya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta&’ala mewajibkan shalat, zakat, puasa, & haji atasnya, & (kemudian) selama hidupnya, dia tdk pernah bersujud kepada Allah sama sekali, tdk berpuasa Ramadhan, tdk membayar zakat, & tdk berhaji ke Baitullah; ini mustahil; ini tidaklah muncul kecuali bersamaan dg kemunafikan & kezindiqan di dalam hati, tdk dg iman yg benar&'&'.
. Golongan yg mengatakan bahwa iman hanyalah keyakinan hati / ma&'rifat saja, seperti yg dinyatakan oleh Jahm bin Shafw&ân.
Bantahan
Pernyataan demikian merupakan pendapat yg sangat rusak. Karena jika begitu, berarti Fir&'aun & kaumnya termasuk orang-orang yg beriman, karena hati mereka membenarkan Nabi Musa & Nabi Harun, namun ia tdk beriman kepada keduanya. Allah Yang Maha Mengetahui isi hati manusia telah memberitakan isi hati Fir&'aun & kaumnya dg firman-Nya.
&“Dan mereka (Fir&'aun & kaumnya) mengingkarinya karena kezhaliman & kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yg berbuat kebinasaan&” (an-Naml:14)
Padahal sudah pasti jika Fir&'aun & kaumnya termasuk orang-orang kafir yg akan masuk neraka. Allah berfirman
&“Ia (Fir&'aun) berjalan di muka kaumnya di hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yg didatangi&” (Huud: 98)
Demikian juga, konsekuensi dari anggapan mereka itu, berarti Iblis termasuk orang-orang yg beriman, karena dia mengetahui Rabbnya, bahkan berdoa kepada-Nya. Allah berfirman.
&“Iblis berkata: &"Ya Rabbku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan&” (al-Hijr: 36)
Menanggapi pemikiran Jahm bin Shafwan, Imam Ibnu Abil-&'Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata: &'&'Kekafiran menurut Jahm, yaitu bodoh (tidak mengenal) terhadap ar-Rabb Ta&'ala, padahal tdk ada orang yg lebih bodoh dari Jahm terhadap Rabbnya. Karena dia menjadikan ar-Rabb sebagai wujud semata, & meniadakan seluruh sifat-sifat yg ada pada-Nya. Tidak ada kebodohan yg lebih besar dari anggapan yg seperti ini, sehingga dia menjadi kafir dg pengakuannya sendiri&'&'.
. Golongan yg mengatakan bahwa iman hanyalah perkataan lisan saja. Ini merupakan pendapat Murji`ah dari firqah Karr&âmiyyah.
Bantahan:
Jika iman hanya perkataan lisan saja, maka berarti orang-orang munafik termasuk sebagai orang yg beriman. Pendapat ini sangat jelas kerusakannya. Allah berfirman:
&“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki & perempuan & orang-orang kafir dg neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, & Allah mela&'nati mereka, & bagi mereka adzab yg kekal&” (at-Taubah: 68)
Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata: &'&'Ahlus-Sunnah telah sepakat berkaitan dg hilangnya keimanan; bahwasanya tashd&îq (meyakini berita) tdk bermanfaat- jika tdk disertai dg amalan hati, kecintaan hati & ketundukannya&'&'.
. Golongan yg mengatakan, iman ialah keyakinan hati & perkataan lisan. Mereka adalah Murji&'ah dari kalangan fuqaha (para ahli fiqih).
Bantahan:
Pendapat seperti ini menyelisihi ijma&' Salafush-Shalih yg mengatakan amal termasuk iman. Amalan (perbuatan) anggota badan adalah perbuatan yg tdk bisa dilakukan kecuali dg anggota badan. Seperti: berdiri shalat, ruku&’, sujud, haji, puasa, jihad, membuang barang menggaggu dari jalan, & lain-lain.
Di antara dalil yg menunjukkan amal anggota badan termasuk dari iman, yaitu firman Allah Ta&'ala:
&“Hai orang-orang yg beriman, ruku&'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu & perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan&” (al-Hajj: 77)
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta&’ala memerintahkan ruku&', sujud, & beribadah kepada Allah. Perintah ini menunjukkan bahwa melaksanakannya merupakan iman.
Lebih jelas lagi dapat ditelaah dari firman Allah Ta&'ala:
&“Dan Allah tdk akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia&” (al-Baqarah:143)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang firman Allah &'&'Dan Allah tdk akan menyia-nyiakan imanmu&'&', yaitu shalat kamu ke Baitul-Maqdis sebelum itu. Allah tdk akan menyia-nyiakan pahalanya di sisi-Nya. Di dalam kitab Shah&îh (Shah&îh Bukhari, no 4486 - Pen) disebutkan dari al-Bar&â`, dia berkata; &'&' Sebagian orang yg dahulu shalat ke arah Baitul-Maqdis telah meninggal, maka orang-orang berkata: &'Bagaimana keadaan mereka dalam hal itu?&' Maka Allah menurunkan &'Dan Allah tdk akan menyia-nyiakan imanmu&'.
Ayat di atas secara jelas menunjukkan, bahwa amal anggota badan termasuk iman, karena Allah menyebut shalat dg iman.


KESESATAN MURJI`AH LAINNYA

Pada uraian di atas telah disampaikan pendapat dari berbagai firqah Murji&'ah tentang pengertian iman. Pendapat sesat mereka berpangkal dari pemahaman-pemahaman menyimpang sebagai berikut.
. Menurut kelompok Murji`ah, iman merupakan satu bagian & tdk terbagi-bagi.
Bantahan:
Anggapan mereka ini bertentangan dg &'aq&îdah Ahlus-Sunnah yg berpendapat bahwa iman memiliki bagian-bagian / cabang-cabang. Jumlah cabang-cabang iman itu lebih dari 73 bagian. Rasulullah Shallallahu &‘alaihi wa sallam bersabda:
&“Iman ada 73 lebih / 63 lebih bagian. Yang paling utama ialah perkataan Laa ilaaha illallah, & yg paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan satu bagian dari iman&” (HR Muslim, no. 35)
Di antara cabang-cabang iman itu ada yg merupakan pokok-pokok iman. Jika cabang tersebut hilang maka keimanan juga hilang. Cabang-cabang ini, seperti rukun iman yg enam. Demikian juga ada sebagian cabang iman yg merupakan furu` (cabang kecil). Jika cabang tersebut hilang maka keimanan tdk hilang, akan tetapi nilai & kadarnya berkurang. Misalnya seperti menyingkirkan gangguan dari jalan. Oleh karena itulah iman itu bisa bertambah & berkurang. Bertambah dg ketaatan, & berkurang karena kemaksiatan.
Kemudian anggapan kaum Murji`ah yg berpendapat bahwa iman itu hanya satu bagian, berarti keimanan orang yg paling fasik sama dg keimanan Abu Bakar Radhiyallahu &‘anhu, bahkan bisa dianggap setara dg keimanan para nabi & malaikat. Sehingga adakah kerusakan yg lebih besar dari anggapan ini?
. Dengan anggapan karena iman itu hanya satu bagian, maka keimanan tdk bertambah & tdk berkurang.
Bantahan:
Anggapan mereka ini bertentangan dg Al-Kitab & as-Sunnah yg menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah & dapat berkurang. Allah Ta&'ala berfirman:
&“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah & Rasul) yg kepada mereka ada orang-orang yg mengatakan: &"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan utk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka&", maka perkataan itu menambah keimanan mereka, & mereka menjawab: &"Cukuplah Allah menjadi penolong Kami & Allah adalah sebaik-baik Pelindung&". (Ali &'Imran:173)
Ketika Imam Sufyan bin &'Uyainah ditanya, apakah iman itu bertambah & berkurang? Maka beliau menjawab: &'&'Tidakkah kamu membaca &'maka perkataan itu menambah keimanan mereka&' -Qs Ali &'Imran/3 ayat 173- &'dan Kami tambah pula utk mereka petunjuk&' -Qs al-Kahfi/18 ayat 13&'&'.
. Tidak boleh berkata &"insya Allah&" dalam menyatakan keimanan. Karena berarti menunjukkan keragu-raguan. Bahkan sebagian kaum Murji`ah mengafirkan orang yg melakukannya.
Bantahan:
Jika perkataan &"insya Allah&" utk menyatakan keimanan itu sebagai bentuk keraguan, maka perkataan itu tdk boleh. Karena keimanan harus dg keyakinan.
Seseorang menyatakan &"insya Allah&" dalam menyatakan keimanan, bisa jadi karena hal lainnya, seperti karena tdk mengetahui akhir hayat seseorang. Sebagaimana kita ketahui, penilaian keimanan itu adalah di akhir hayatnya. Atau karena iman yg sempurna itu mencakup melakukan seluruh kebaikan yg diperintahkan Allah, & juga meninggalkan seluruh keburukan yg dilarang-Nya. Sehingga, jika seseorang mengatakan &'&'saya mukmin&'&', berarti dia memuji diri sendiri dg mengatakan sebagai seorang mukmin. Jika persaksiaannya benar, berarti ia menyatakan diri sebagai ahli surga. Tentu hal ini batil.
Kesimpulannya, berkata &"insya Allah&" dalam menyatakan keimanan, bisa terlarang & bisa saja dibolehkan, sebagaimana perincian di atas. Wallahu a&'lam.
. Murji`ah berpendapat bahwa amalan anggota badan tdk termasuk iman.
Bantahan:
Pendapat seperti ini tentu bertentangan dg ijma&' Salaf yg menyatakan bahwa amal anggota badan termasuk iman. Penjelasan masalah ini telah dijelaskan dalil-dalilnya di depan.
. Dengan prinsip sesat ini, kaum Murji`ah berpandangan bahwa tdk kekufuran yg terjadi pd anggota badan. Begitu pula perbuatan maksiat tdk mengeruhkan kemurnian iman.
Bantahan:
Pandangan ini bertentangan dg ijma&' Salaf yg menyatakan bahwa kekafiran bisa terjadi karena kayakinan, perkataan, perbuatan, / keraguan. Begitu pula perbuatan maksiat itu bisa mengurangi nilai keimanan. Bahkan bagi pelakunya dikhawatirkan menemui su&’ul khatimah.
PEMBUKTIAN BERSIH DAN TERBEBAS DARI PEMIKIRAN MURJI`AH
Para ulama salaf telah menyebutkan beberapa penjelasan yg menunjukkan bersih & terbebasnya seseorang dari pemikiran irja&'. Maknanya, barangsiapa mengatakannya maka ini menunjukkan indikasi bahwa orang tersebut bersih dari sifat irja&' yg tercela.
Perkataan itu ialah sebagai berikut.
. Mengatakan bahwasanya iman itu bisa bertambah & bisa berkurang.
. Menyatakan bahwa dosa-dosa akan membahayakan walaupun ada keimanan, & dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan.
Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang orang yg mengatakan &'&'iman itu bertambah & berkurang&'&', maka beliau menjawab: &'&'Orang itu bersih dari irja`&"
Imam al-Barbahari rahimahullah berkata: &'&'Barangsiapa mengatakan iman adalah perkataan & perbuatan, iman itu bertambah & berkurang, maka dia telah keluar dari irja&' semuanya, (dari) awal hingga & akhirnya&'&'.
. Menyatakan boleh mengucapkan &"insya Allah&" dalam keimanan.
Imam Abdur-Rahman bin Mahdi rahimahullah berkata: &'&'Jika seseorang meninggalkan pernyataan &'insya Allah&' (istitsn&â) dalam keimanan, maka itu adalah prinsip irja`&'&'
. Menyatakan bahwa kekufuran bisa terjadi pd amalan-amalan anggota badan.
Hal ini karena semua firqah Murji`ah menyatakan bahwa tdk terjadi kekafiran dg sebab amalan-amalan anggota badan.
. Menyatakan bahwa iman adalah perkataan & perbuatan.
Imam Ahmad rahimahullah berkata: &'&'Dikatakan kepada Ibnul-Mubarak &'engkau berpemahaman irja`?&', (namun) beliau menjawab &'aku menyatakan iman adalah perkataan & perbuatan, maka bagaimana (mungkin) aku menjadi orang yg memiliki pemahaman irja&'?&'&'
Dari riwayat ini kita mengetahui bahwa tuduhan terhadap seorang ulama sebagai seorang Murji&'ah &–padahal tidak- sudah terjadi pd zaman Imam Ibnul-Mubarak. Sehingga tdk heran jika tuduhan-tuduhan itu juga bergema pd masa kini terhadap sebagian tokoh-tokoh Salafiyyin, sebagaimana dituduhkan kepada Imam al-Albani & sebagian murid beliau- padahal mereka bersih dari tuduhan tersebut. Oleh karena itu, orang-orang yg melontarkan tuduhan itu hendaklah mengingat sabda Nabi Shallallahu &‘alaihi wa salam:
&“Barangsiapa berkata tentang seorang mukmin sesuatu yg tdk ada padanya, Allah akan menempatkannya pd lumpur neraka, sehingga dia keluar dari apa yg telah dia katakana&”
Demikian sedikit penjelasan tentang firqah Murji`ah & kesesatannya. Semoga bermanfaat.
Maraji`:
. Al-Im&âm al-Alb&âni wa Mauqifuhu minal-Irja`, Abdul &'Aziz bin Rayyis ar-Rayyis, Darul-Hijrah, hlm. 23.
. &'Aqidah Wasithiyah, Syaikul-Islam Ibnu Taimiyyah, dg syarah-syarahnya.
. Al-Minhah Il&âhiyah f&î Tahdz&îb Syarh ath-Thah&âwiyah, &'Abdul-Akhir Hammad al-Ghunaimi, Darush-Shahabah.
. Majmu&’ Fat&âwa, Syaikul-Islam Ibnu Taimiyyah.
. Tafsir Ibni Katsir.
. Dan lain-lain.
(Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XI/1428H/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Alamat Jl. Solo &– Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo)

___ Foote Note

. Majmu Fatawa (7/638)
. Syarh Aqidah Wasithiyah, Syaikh Muhammad Khalil Harras, hlm 231, Takhrij Alwi bin Abdul Qadir As-Saqqaf
Catatan kaki kitab al-Istighatsah ar-Raddu alal Bakri, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Tahqiq Abdullah bin Dajin as-Suhaili, Darul Wathan, Cetakan I, Tahun 1417H/1997M (1/212-213)
. Majmu Fatawa (7/195)
. Majmu Fatawa (7/609)
. HR Muslim, no. 1599 Hadits ini juga diriwayatkan Imam al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasa&’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad-Darimi, dg lafazh yg berbeda-beda namun maknanya sama. Hadits ini dimuat oleh An-Nawawi dalam Arba&’in an-Nawawiyah, hadits no. 6, & Riyadush Shalihin no. 588
. Majmu Fatawa (7/611)
. Majmu Fatawa (7/611)
. Al-Minhah Ilahiyah fi Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, Abdul Akhir Hammad al-Ghunaimi, Darush Shahabah, hlm. 132
. Kitabus Shalah, hlm. 54
. Tafsirul Qur&’anil Azhim surat Al-Baqarah: 143
. Diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam asy-Syari&’ah, hlm. 117, juga Ibnu Baththah dalam al-Ibanah, no. 1142. Dinukil dari 39
. Lihat al-Minhaj Ilahiyah fi Tahdzib Syarh ath-Thahawiyah, hlm. 153-156
. As-Sunnah, al-Khallal (2/581), as-Sunnah, Abdullah bin Imam Ahmad, no. 600. Dinukil dari al-Imam Al-Albani wa Mauqifuhu minal Irja, karya Abdul Aziz bin Rayyis ar-Rayyis, hlm. 23
. Syarhus Sunnah, al-Barbahari, hlm.132 Dinukil dari al-Imam Al-Albani wa Mauqifuhu minal Irja, karya Abdul Aziz bin Rayyis ar-Rayyis, hlm. 23
. Diriwayatkan oleh al-Aajuri dalam asy-Syari&’ah (2/644) Dinukil dari al-Imam Al-Albani wa Mauqifuhu minal Irja, karya Abdul Aziz bin Rayyis ar-Rayyis, hlm. 23
. As-Sunnah, al-Khallal (3/566). Dinukil dari al-Imam Al-Albani wa Mauqifuhu minal Irja, karya Abdul Aziz bin Rayyis ar-Rayyis, hlm. 23
. Shahih HR Abu Dawud, no. 3597, Ahmad (2/270 & al-Baihaqi (6/82).

Penulis: Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari & diterbitkan oleh almanhaj.or.id

0 Responses to "Bantahan Terhadap Pemikiran Murji`ah"

Traffic Visitor

Pengikut

Diizinkan untuk mengcopy & memperbanyak tulisan yang ada dengan menyertakan sumber refernsinya. Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Blog Ana

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni segala dosa yang lebih rendah dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar “.(QS An-Nisa:48).. Diizinkan Bagi yang ingin mengcopy, memperbanyak atau menyebarkan isi dari artikel di Blog ini dengan menyebutkan penulis dan sumber referensinya dengan tetap menjaga amanah ilmiyahnya