Khilafah Dulu ataukah Dakwah Tauhid Dulu

Written by Abu Namira Hasna Al-Jauziyah on Minggu, 19 Juni 2011 at 22.59



{Lanjutkan membaca...}

Makna Iman

Written by Abu Namira Hasna Al-Jauziyah on Sabtu, 04 Juni 2011 at 04.02

Definisi Iman
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah: membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

Ini adalah pendapat jumhur. Dan Imam Syafi'i meriwayatkan ijma para sahabat, tabi'in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

Penjelasan Definisi Iman
"Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.

"Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih.
{Lanjutkan membaca...}

BENARKAH IMAM BUKHARI TIDAK MENJADIKAN HADITS AHAD SEBAGAI HUJJAH DALAM AQIDAH?

Written by Abu Namira Hasna Al-Jauziyah on Sabtu, 14 Mei 2011 at 20.44

Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat



Pernyataan seperti ini adalah sebuah kebohongan yang nyata. Hadits-hadits yang kita bawakan di atas, semuanya terdapat di Shahih Bukhari, dalam kitab Al Iman. Lantas, bagaimana mungkin dikatakan, beliau tidak menjadikannya sebagai hujjah?!

Juga dapat kita lihat dalam kitab Shahih-nya, ada dua kitab yang membahas masalah aqidah, yaitu kitab Al Iman dan kitab At Tauhid. Banyak ditemukan disana mengenai hadits-hadits ahad dan dijadikan hujjah oleh beliau.

Dalam kitab At Tauhid, Imam Bukhari membawakan hadits ahad sebagai hadits pertama. Yaitu hadits Mu’adz.

إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللَّهِ فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا فَعَلُوا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ

"Sesungguhnya engkau akan datang kepada kaum Ahli Kitab, maka hendaklah yang pertama kali kau serukan, adalah supaya mereka beribadah kepada Allah. Jika mereka sudah mengenal Allah, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima kali sehari semalam. Jika mereka sudah melakukan hal itu, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan mereka zakat dari harta benda mereka dan zakat itu diberikan kepada orang fakir mereka. Jika mereka taat, maka ambillah dan hindarilah harta kesayangan (berharga) mereka".
{Lanjutkan membaca...}

Traffic Visitor

Pengikut

Diizinkan untuk mengcopy & memperbanyak tulisan yang ada dengan menyertakan sumber refernsinya. Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Blog Ana

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni segala dosa yang lebih rendah dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar “.(QS An-Nisa:48).. Diizinkan Bagi yang ingin mengcopy, memperbanyak atau menyebarkan isi dari artikel di Blog ini dengan menyebutkan penulis dan sumber referensinya dengan tetap menjaga amanah ilmiyahnya